PENGERTIAN HASIL BELAJAR
1. Pengertian Hasil Belajar
Masalah belajar adalah
masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh keterampilan,
kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan.
Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh
siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang
diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester.
Untuk mengetahui
perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam
belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai
maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah
ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar
mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar
siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi
Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa,
yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.
Menurut Winarno Surakhmad
(dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Jemmars,
1980:25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti
ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu
indek dalam menentukan keberhasilan siswa.
Dari definisi di atas, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar
yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu
perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu
proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan
masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi
sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah
disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu
bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya
dapat dicapai.
Untuk mengetahui tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada
setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang
ingin dicapai. Fungsi penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik pada
guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program
remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar
mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran
khusus dari bahan tersebut.
2. Indikator Hasil Belajar Siswa
Yang menjadi indikator
utama hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
a. Ketercapaian Daya
Serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual
maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya
dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)
b. Perilaku yang digariskan
dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individual
maupun kelompok.
Namun demikian, menurut
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (dalam buku Strategi Belajar
Mengajar 2002:120) indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur
keberhasilan adalah daya serap.
3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil
Belajar Siswa
Hasil belajar dapat
dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum Hasil belajar dipengaruhi 3
hal atau faktor Faktor-faktor tersebut akan saya uraikan dibawah ini,
yaitu :
1. Faktor internal (factor
dalam diri)
2. Faktor eksternal (factor
diluar diri)
3. Faktor pendekatan
belajar
Faktor internal
Faktor internal yang
mempengaruhi Hasil belajar yang pertama adalah Aspek fisiologis. Untuk
memperoleh hasil Hasil belajar yang baik, kebugaran tubuh dan kondisi panca
indera perlu dijaga dengan cara : makanan/minuman bergizi, istirahat, olah
raga. Tentunya banyak kasus anak yang prestasinya turun karena mereka tidak
sehat secara fisik.
Faktor internal yang lain
adalah aspek psikologis. Aspek psikologis ini meliputi : inteligensi, sikap,
bakat, minat, motivasi dan kepribadian. Factor psikologis ini juga merupakan
factor kuat dari Hasil belajar, intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi
sikap, minat, motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor psikologi
diri kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah untuk terus mendapat suplai
motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan mantapkan sikap demi masa
depan yang lebih cerah. Berprestasilah.
Faktor eksternal
Selain faktor internal,
Hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi
beberapa hal, yaitu:
1. Lingkungan sosial,
meliputi : teman, guru, keluarga dan masyarakat.
Lingkungan sosial, adalah
lingkungan dimana seseorang bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan
manusia disekitarnya. Hal pertama yang menjadi penting dari lingkungan sosial
adalah pertemanan, dimana teman adalah sumber motivasi sekaligus bisa menjadi
sumber menurunnya prestasi. Posisi teman sangat penting, mereka ada begitu
dekat dengan kita, dan tingkah laku yang mereka lakukan akan berpengaruh
terhadap diri kita. Kalau kalian sudah terlanjur memiliki lingkungan pertemanan
yang lemah akan motivasi belajar, sebisa mungkin arahkan teman-teman kalian
untuk belajar. Setidaknya dengan cara itu kaluan bisa memposisikan diri sebagai
seorang pelajar.
Guru, adalah seorang yang
sangat berhubungan dengan Hasil belajar. Kualitas guru di kelas, bisa
mempengaruhi bagaimana kita balajar dan bagaimana minat kita terbangun di dalam
kelas. Memang pada kenyataanya banyak siswa yang merasa guru mereka tidak
memberi motivasi belajar, atau mungkin suasana pembelajaran yang monoton. Hal
ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran.
Keluarga, juga menjadi
faktor yang mempengaruhi Hasil belajar seseorang. Biasanya seseorang yang
memiliki keadaan keluarga yang berantakan (broken home) memiliki motivasi
terhadap prestasi yang rendah, kehidupannya terlalu difokuskan pada pemecahan
konflik kekeluargaan yang tak berkesudahan. Maka dari itu, bagi orang tua,
jadikanlah rumah keluarga kalian surga, karena jika tidak, anak kalian yang
baru lahir beberapa tahun lamanya, belum memiliki konsep pemecahan konflik
batin yang kuat, mereka bisa stress melihat tingkah kalian wahai para orang tua
yang suka bertengkar, dan stress itu dibawa ke dalam kelas.
Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang yang hidup dimasyarakat akademik mereka akan mempertahankan gengsinya dalam hal akademik di hadapan masyarakatnya. Jadi lingkungan masyarakat mempengaruhi pola pikir seorang untuk berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala aktifitas kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang, begitupun juga berpengaruh terhadap siswa dan mahasiswa.
Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang yang hidup dimasyarakat akademik mereka akan mempertahankan gengsinya dalam hal akademik di hadapan masyarakatnya. Jadi lingkungan masyarakat mempengaruhi pola pikir seorang untuk berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala aktifitas kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang, begitupun juga berpengaruh terhadap siswa dan mahasiswa.
2. Lingkungan non-sosial,
meliputi : kondisi rumah, sekolah, peralatan, alam (cuaca). Non-sosial seperti
hal nya kondiri rumah (secara fisik), apakah rapi, bersih, aman, terkendali
dari gangguan yang menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga mempengaruhi Hasil
belajar, dari pengalaman saya, ketika anak pintar masuk sekolah biasa-biasa
saja, prestasi mereka bisa mengungguli teman-teman yang lainnya. Tapi, bila
disandingkan dengan prestasi temannya yang memiliki kualitas yang sama saat
lulus, dan dia masuk sekolah favorit dan berkualitas, prestasinya biasa saja.
Artinya lingkungan sekolah berpengaruh. cuala alam, berpengaruh terhadap hasil
belajar.
Menurut Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain (hal 120-121) mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan
mengevaluasi hasil belajar siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes
prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkunya, tes prestasi belajar
dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian, sebagai berikut:
a. Tes
Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa
terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki
proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.
b. Tes
Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu
yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh
gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar
atau hasil belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan
untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan
nilai rapor.
c.
Tes
Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa
terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester,
satu atau dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau
tingkat keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil
dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat
(rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.
Silahkan
Baca Info Pembelajaran Lainnya
Prestasi Belajar Siswa, Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhinya